CANDI KERAMAT DAN MITOS NYI RANTANSARI



A. Sejarah Desa Kramat dan Candi Kramat
Untuk membahas mengenai desa Kramat, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dulu dengan kota Bumiayu. Bumiayu merupakan kota kecil atau lebih tepatnya kecamatan yang berada di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Meskipun dikatakan kecamatan, namun Bumiayu justeru menjadi pusat aktivitas masyarakat di Brebes bagian selatan. Kecamatan- kecamatan yang lain seperti Tonjong, Sirampog, Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan, menjadikan Bumiayu sebagai pusat perdagangan atau perekonomian masyarakat daerahnya. Oleh karena itu, tidak heran jika sebagian masyarakat Bumiayu bermata pencaharian sebagai pedagang.
Diceritakan bahwa, dahulunya Bumiayu merupakan nama yang diberi oleh Adipati Anom (Amangkurat II) saat dirinya melarikan diri ke Tegal. Ketika sampai di daerah yang sekarang bernama Bumiayu itulah ia bertemu dengan dengan seorang wanita yang berhasil memikat hatinya. Ketika ia berusaha untuk menghampiri wanita itu, tiba-tiba wanita itu menghilang dari pandangan matanya. Ketika sampai di tempat wanita itu berada sebelum menghilang, Gusti Sunan mendengar suara yang menasehatinya agar selalu mengingat dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Kemudian berhenti, belutut dan tertunduk lesu di bawah pohon beringin besar sembari menyadari kesalahan-kesalahan yang telah ia buat. Temapt tersebut yang sekarang bernama Dukuh/Desa Kramat yang artinya wingit atau angker. Disitu pula terdapat Candi Kramat yang dipercaya masyarakat sebagai tempat tinggal Nyai Rantansari, yang kemungkinan merupakan wanita yang sebelumnya Gusti Sunan temui.
Dukuh Kramat merupakan salah satu dukuh atau desa yang berada di Kecamatan Bumiayu yang memiliki banyak hal berhubungan dengan mistis. Hampir di setiap sudut desa ini memiliki cerita mitos atau mistis tersendiri. Oleh karena itu tidak heran jika desa ini dinamakan desa Kramat. Desa kramat dapat dikatakan desa yang maju di kelurahan Bumiayu, sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai pedagang, pengolah dodol ataupun jajan (camilan). Selain dikenal dengan desa yang keramat atau angker, desa Kramat juga dikenal sebagai desa yang penuh teka-teki mitos. Contohnya saja mitos mengenai Nyai Rantansari.
B. Mitos Nyai Rantansari
Mitos Nyai Rantansari muncul seiring dengan adanya candi Kramat. Dikatakan bahwa candi Kramat merupakan tempat tinggal Nyai Rantansari. Menurut beberapa warga, Nyai Rantansari merupakan wanita cantik dari Solo yang rupanya seperti pengantin berkebaya hijau gadung. Ada yang menyebutkan bahwa Nyai Rantansari merupakan ratu ayu titisan Nyai Rorokidul atau Ratu Pantai Selatan.
Dikatakan bahwa dulunya sebelum sampai ke daerah Bumiayu, Nyai Rantansari sempat ke beberapa tempat. Melang-lang buana untuk menghindari Raja Buto yang berniat melamarnya. Dia menyusuri setiap sudut kecamatan Bumiayu dan akhirnya menghilang di gubug yang didalamnya terdapat sebuah batu kecil di sudut desa Kramat. Hingga saat ini masyarakat sekitar menganggap bahwa gubug tersebut adalah gugug keramat. Mengapa demikian? Karena banyak yang mengatakan bahwa keberadaan Nyai Rantansari adalah benar. Hal ini dikarenakan telah terjadi beberapa hal aneh yang sulit untuk diterima oleh nalar atau logika.
Menurut narasumber, ada beberapa kejadian aneh yang menimpa beberapa warga. Contohnya saja yang terjadi pada keluarga Ibu Ipah, warga desa Bandung Indah yang saat itu tengah menggelar digawe atau hajatan. Salah satu sanak keluarganya yang berasal dari Jakarta berbondong datang ke Bumiayu untuk ikut menyemarakkan hajatan tersebut. Namun ketika diperjalanan menuju tempat tujuan yaitu kediaman Ibu Ipah, rombongan dari Jakarta tersbeut mengalami kendala. Kendala tersebut terjadi saat mereka memasuki lingkungan desa Kramat. Di saat berada di jalan yang menanjak, mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti di tengah jalan yang menanjak tersebut. Semua penumpang menjadi panik dan salah satunya keluar untuk mengganjal bagian belakang roda mobil menggunakan batu besar. Setelah diteliti, masalahnya bukan terdapat pada mobil tersebut. Bensin penuh, mesin dalam keadaan baik. Melihat hal tersebut, beberapa warga datang bermaksud untuk menolong. Betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui bahwa salah-satu dari rombongan tersebut memakai baju berwarna hijau gadung. Ternyata, baju berwarna hijau gadung merupakan salah satu pantangan jika berkunjung ke desa Kramat. Mengapa demikian? Warga setempat menganggap bahwa Nyai Rantansari tidak menyukai jika ada orang yang berpakaian menyamainya, bisa dibilang tidak suka jika ada yang memakai baju hijau gadung. Dan anehnya, setelah orang yang tadinya memakai baju hijau gadung telah mengganti pakaiannya dengan warna lain, mobil tersebut dapat berjalan kembali.
Ada kejadian lain yang tak kalah mengherankan. Lagi-lagi disebabkan oleh baju hijau gadung. Saat itu seorang wanita (narasumber tidak menyebutkan namanya) berniat untuk pergi ke rumah saudaranya di desa Kramat dengan berjalan kaki. Kala itu hari sudah menjelang gelap atau sudah masuk maghrib. Namun sayangnya wanita itu tidak pernah sampai tujuannya, hilang tanpa jejak. Beberapa ada yang mengangap bahwa wanita itu dibawa oleh wewe gombel ada pula yang mengangap bahwa wanita itu dibawa oleh Nyai Rantansari. Sampai sekarang belum ada bukti akurat mengenai hal tersebut. Pernah juga kejadian yang sama namun kali ini, korban yang lagi-lagi wanita berbaju hijau gadung ditemukan sedang duduk di sekitar candi Kramat.
Sebagian besar kejadian tersebut dilatar belakangi oleh warna hijau gadung. Hijau gadung sendiri merupakan warna hijau muda seperti daun gadung. Hijau sendiri merupakan simbol atau mewakili pertumbuhan, kesuburan, kesegaran, penyembuhan, jika dilihat makna secara positifnya. Sedangkan secara negatif, hijau memiliki arti atau makna iri hati, kecemburuan, kesalahan, serta kekacauan. Dapat disimpulkan bahwa kejadian tersebut merupakan wujud kecemburuan, iri hati Nyai Rantansari, atau lebih tepatnya ia tidak ingin ada yang menyaingi kecantikannya. Karena semua hal aneh tersebut kebetulan hanya terjadi pada seorang wanita.
Saya sendiri pernah mendengar dari mulut ke mulut mengenai peristiwa aneh yang terjadi. Dikatakan bahwa ada ibu yang sedang mengandung tujuh bulan yang bermimpi bertemu seorang wanita cantik berpakaian seperti putri Jawa. Wanita tersebut meminta anak yang ada dalam kandungannya. Kemudian ketika wanita hamil itu bangun, betapa terkejutnya ia melihat perutnya yang tidak lagi mebuncit. Rata dan tidak dapat merasakan lagi adanya kehidupan di dalam perutnya. Anak dalam kandungannya hilang begitu saja. Empat tahun kemudian, wanita tersebut kembali bermimpi, kali ini mimpi bertemu dengan anak kecil yang mengaku sebagai anaknya dan minta dibelikan sebuah sepeda kemudian disuruh untuk diletakkan di candi. Wanita tersebut benar-benar menuruti apa kata mimpinya. Hari berikutnya, diketahui bahwa sepeda itu hilang tanpa jejak. Mereka meyakini bahwa anaknya dulu diambil oleh penghuni candi.
Jika dipikir dengan nalar, hal tersebut pastinya tidaklah masuk akal. Sebagian warga menganggap peristiwa itu hanyala hkebetulan semata. Sepeda itu hilang karena diambil oleh sesorang atau dicuri dan perihal bayi dalam kandungannya hilang adalah ada kaitannya dengan medis. Namun sebagian juga menganggap peristiwa itu benar adanya. Sedangkan kebenaran peristiwa itu sendiri tidak bisa saya buktikan karena narasumber yang berkaitan telah meninggal dunia.
C. Pola Pikir dan Kebiasaan Masyarakat
Pola pikir merupakan kerangka berpikir atau cara berpikir sesorang terhadap suatu hal. Dalma hal ini mengenai pola pikir masyarakat terhadap keberadaan Nyai Rantansari. Narasumber mangatakan bahwa sebagian besar masyarakat percaya dengan adnya Nyai Rantansari, meskipun mereka juga masih belum mengetahui keberadaan nyata seorang Nyai Rantansari itu sendiri. Bahkan terkadang orang-orang dari luar kota sengaja datang ke Candi Kramat sekedar untuk melihat wujud candi. Orang yang datang ke candi tersebut juga diharuskan membawa sesajen yang berisi kembang kantil, jajanan pasar, dan dawet ayu sebagai syarat. Tetapi sebelum ke candi, biasanya juru kunci harus terlebih dahulu membakar kemenyan dan wiridan atau berdzikir diikuti oleh pengunjung juga. Katanya ini hanya sebagai prasyarat saja.         Setelah terjadi beberapa peristiwa aneh dan mengerikan lainnya, masyarakat setempat juga semakin waspada dan hati-hati dalam bertindak atau melakukan suatu hal. Karena di setiap sudut desa Kramat dipercayai memilki kekuatan tersendiri yang jika berdampak negatif justru akan melimpah pada diri kita sendiri.
D. Perkembangan Mitos
Menurut narasumber, keberadaan Nyai Rantansari saat ini masih belum diketahui. Bahkan keadaan rumah atau gubugnya saat ini sudah tidak berbentuk, lebih tepatnya sudah roboh dan hilang. Hal tersebut dikarenakan Nyai Rantansari yang pergi entah kemana sehingga gubug tersbeut tidak lagi ada yang mengurus. Karena masyarakat sekitar menganggap jika Nyai Rantansari sudah tidak berpengaruh lagi terhadap candi Kramat tersebut. Hal ini terjadi lantaran pola pikir masyarakat setempat semakin berkembang maju seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Masyarakat lebih berfikir rasionalis. Oleh karena itu, eksistensi mitos mengenai Nyai Rantansari saat ini sudah semakin surut. Lantaran sudah jarang terjadi hal-hal yang aneh di desa itu. Warga yang dulunya sering menaruh sesaji di candi Kramat, sekarang tidak lagi. Juru kunci candi sekarang sudah meninggal dan tugasnya dialihkan kepada warga sekitar yang kebetulan memang ikut merawat candi. Candi Kramat tidak seperti candi pada umumnya yang biasanya berbentuk seperti pura atau wihara yang khas berbau hindu ataupun budha. Tetapi hanya berupa pohon dengan sebuah batu di bawahnya.

Komentar

  1. Bisa sebutkan siapa narasumbernya?
    Soalnya untuk keperluan tugas?

    BalasHapus
  2. Kami sebagai masyarakat desa keramat bumiayu masih mempercayainya bahwa nyai rantan sari masih ada di dtempat ini. Bukan sekali atau dua kali karna saya sering denger suara kereta kuda kencana sebagai tunggangannya dia sperti suara kuda yang ada gelang kakinya dan bersuara kerincing2. Saya masayarakat sini tlong bagi anda yang menulis cerita ini bisa anda sebutkan siapa narasumber yang anda wawancarai, karna saya kenal semua orang yang ada dsekitar pohon candi kramat desa saya ini.

    BalasHapus
  3. Kami sebagai masyarakat desa keramat bumiayu masih mempercayainya bahwa nyai rantan sari masih ada di dtempat ini. Bukan sekali atau dua kali karna saya sering denger suara kereta kuda kencana sebagai tunggangannya dia sperti suara kuda yang ada gelang kakinya dan bersuara kerincing2. Saya masayarakat sini tlong bagi anda yang menulis cerita ini bisa anda sebutkan siapa narasumber yang anda wawancarai, karna saya kenal semua orang yang ada dsekitar pohon candi kramat desa saya ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer